Kamis, 24 Desember 2009

Pisang (Banana (Ingg.), Musa sp. (Latin))


Botani:

  • Famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya.

  • Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji/bersifat partenokarpi.

Syarat Tumbuh:

  • Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 25 o - 27 o C dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.

Jenis-jenis Pisang yang Dikonsumsi:

  • Pisang Ambon Kuning
    Pisang Ambon Kuning cocok untuk hidangan buah segar, memiliki ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lainnya dengan kulit buah tidak terlalu tebal dengan warna kuning muda. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Rasa daging buah pulen, manis, dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (satu sisir berisi 15-20 buah) dengan berat per tandan 18-20 kg.

  • Pisang Ambon Lumut
    Pisang Ambon Lumut cocok untuk hidangan buah segar. Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang dan lebih tebal daripada kulit buah pisang ambon kuning. Daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan rasanya lebih manis. Dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan berat 15 – 18 kg..

  • Pisang Ambon Putih
    Pisang Ambon Putih cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lumut. Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-putihan. Daging buah berwarna puith kekuningan dengan rasa agak asam, dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir dengan berat 15-25 kg.

  • Pisang Barangan
    Pisang Barangan cocok untuk hidangan buah segar. Pisang Barangan terdiri dari 2 jenis, yaitu pisang barang yang berwarna kemerah-merahan dan yang berwarna kuning. Pisang Barangan yang berwarna kemerah-merahan memiliki daging buah yang lebih besar dan rasa yang lebih enak dan aroma yang lebih harum daripada yang berwarna kuning. Dalam satu tandan terdapat 5-12 sisir degang berat 9-20 kg.

  • Pisang Raja
    Pisang Raja cocok untuk hidangan buah segar maupun olahan. Kulit buah tebal dan berwarna kuning berbintik hitam pada buah yang telah masak. Ukuran buah cukup besar dengan diameter 3,2 cm dan panjang 12-18 cm. Daging buah yang telah matang berwarna kuning kemerahan bila dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (setiap sisir berisi 14-16 buah) dengan berat per tandan 12-16 kg. Bunga muncul 14 bulan sejak anakan dan buah akan masak 5,5 bulan kemudian.

  • Pisang Kepok
    Pisang Kepok cocok untuk makanan olahan. Jenis pisang kepok yang lebih dikenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning dengan warna daging buah sama seperti namanya. Daging buah bertekstur agak keras dengan aroma yag kurang harum. Kulit buah sangat tebal dan berwarna hiaju kekuningan pada buah yang telah masak. Pisang kepok kuning rasanya lebih enak daripada pisang kepok putih. Dalam satu tandan dapat mencapai 10-16 sisir (satu sisir berisi 20 buah pisang) dengan berat per tandan 14-22 kg.

  • Pisang Tanduk
    Pisang Tanduk cocok untuk makanan olahan. Buahnya berukuran besar dengan panjang lebih dari 20 cm. Kulit buah tebal dan berwarna kuning kemerahan berbintik hitam. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Dalam satu tandan terdapat hanya sekitar 1-3 sisir (satu sisir terdiri dari 10-15 buah) dengan berat per tandan 7-10 kg.

  • Pisang Badak
    Kulit buah agak tebal, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah berwarna puith kekuningan. Rasa buah manis agak asam dengan aroma kurang harum. Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dengan berat per tandan mencapai 14 – 18 kg.

  • Pisang Nangka
    Pisang Nangka cocok untuk makanan olahan. Buah berukuran agak panjang, sekitar 15 cm. Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun sudah matang (buah yang sangat masak berwarna hijau kekuningan). Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis agak asam dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 7-8 sisir dengan berat tandan 11-14 kg.

  • Pisang Mas
    Pisang Mas cocok untuk hidangan buah segar. Buah berukuran kecil-kecil dengan diameter 3-4 cm. Kulit buah tipis dengan warna kuning cerah pada buah yang masak. Daging buah lunak, rasanya sangat manis dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir (satu sisir dapat mencapai 18 buah) dengan berat per tandan 8-12 kg.

  • Pisang Susu
    Pisang Susu cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah kecil hampir sama dengan pisang mas. Kulit buah tipis, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah putih kekuningan. Rasa buah manis, lunak dan berarom harum. Dalam satu tandan terdapat sekitar 8 sisir (satu sisir berisi 12-16 buah) dengan bertat per tandan 12-16 kg.

  • Pisang Cavendish
    Pisang Cavendish cocok untuk hidangan buah segar. Dari 36 subkultivar pisang cavendish hanya beberapa subkultivar yang telah diusahakan sebagai tanaman perkebunan, yaitu
    :

    • Grain Naine, berasal dari Perancis. Bentuk buah silindris dari atas ke bawah membentuk kerucut. Setiap tandap terdiri dari 12 sisir(satu sisir terdiri dari 24-36 buah) dengan bobot 45-65 kg. Jarak antar sisir cukup longgar sehingga jumlah buah yang salah bentuk tidak banyak.

    • Petit Naine, berasal dari Perancis. Buah berukuran kecil dan cukup ringan. Rasanya kurang manis. Jarak antar sisir cukup dekat sehingga banyak buah yang salah bentuk.

    • Omalag, berasal dari Filipina. Buah di tandan bagian atas berukuran relatif besar selanjutnya makin ke bawah makin mengecil. Jarak antar sisir berdekatan.

    • William, berasal dari Australia. Dibedakan menjadi dua, yaitu william tall dan william small. Ukuran buah relatif seragam dengan kulit buah tipis berwarna kuning kehijauan ketika matang. Jarak antar sisir cukup jauh. Bobot buah per tandan 35-50 kg.

    • Valery, berasal dari Amerika Tengah. Bentuk buah cukup bagus karena jarak antar sisir relatif jauh. Setiap tandan terdiri dari 14-20 sisir dengan bobot per tandan 35-50 kg.


Kandungan Gizi:

  • Kandungan gizi yang terdapat dalam buah pisang cukup tinggi. Nilai gizi yang terdapat tiap 100 g buah pisang adalah kalori sebesar 79 kal, protein 1.2 g, lemak 0.2 g, kalsium 8.0 g, besi 0.5 mg, vitamin A 1.0 mg, vitamin C 10 mg dan vitamin B 0.08 mg.

Penggunaan:

  • Buah pisang tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan segar namun juga dikonsumsi dalam bnetuk olahan. Buah pisang dapat diproses menjadi tepung pisang, pure, bir, cuka, kripik, sale, dodol, dan saus.

  • Tanaman pisang termasuk tanaman yang serbaguna. Selain buahnya, bagian lainnya juga dapat dimanfaatkan. Bonggol pisang dapat dijadikan soda sebagai bahan baku sabun dan pupuk kalium. Batangnya dapat digunakan sebagai pengahsil serat bahan baku kain dan makanan ternak. Daun pisang banyak digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional.

Penanaman:

  • Membuat lubang tanam 50 x 50 x 50 cm

  • Berbagai Jarak Tanam pada Penanaman Beberapa Kultivar Pisang di Indonesia

Jarak tanam (m)

Kultivar pisang

2 x 2

mas, barangan

3 x 3

dwarf cavendish, gross michel, nangka, raja, raja sereh

4 x 4

giant cavendish, tanduk, kepok

  • Pupuk kandang yang telah dicampur furadan diberikan sebesar 15 kg per lubang tanam (untuk tanah berpasir sebesar 20 – 25 kg)

  • Ditaburkan pupuk fosfat 20 g di dasar lubang tanam dan ditutup tanah tipis

  • Sebelum ditanam, bibit dicelupkan ke dalam fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 1.5 mg/l dan pada lubang tanam ditaburkan furadan sebanyak 10 g

  • Penanaman pisang dilakukan secara bertahap (2 tahap, setahun dua kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama dilakukan dengan jarak tanam renggang (4 mx 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan di antara jarak tanam yang telah datanami. Tujuan penanaman seperti ini adalah untuk mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke 5, 9 , 13, 17 agar tidak serempak sehingga pada tahun-tahun tersebut masih dimungkinkan adanya panen.

  • Pemupukan dilakukan 4 kali setahun, yaitu pada saat tanam dan sesudah tanam sebanyak 3 kali. Dosis pupuk tegantung dari tingkat kesuburan tanah. Jika kandungan N tanah rendah maka pupuk N (ZA) yang diberikan sekitar 1900 kg/ha/tahun. Jika kandungan N tinggi maka pupuk N (ZA) yang diberikan hanya 900 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk N dibagi menjadi 4 kali, ¼ bagian waktu tanam dan sisanya dibagi merata dalam tiga kali pemupukan. Pupuk fosfat diberikan saat tanam sebesar 160 kg/ha. Pupuk kalium diberikan sebesar 800 kg/ha/tahun sampai 1250 kg/ha/tahun dengan cara aplikasi sama seperti pupuk N.

Pemeliharaan Tanaman:

  • Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan mekanis. Penyiangan dengan mesin ring wedding berjari-jari 1 meter dilakukan saat tanaman berumur 1 bulan sampai 5 bulan. Pada usia tiga bulan pertama pembersihan gulma dilakukan secara intensif untuk mengurangi akibat negatif dari kompetisi. Pengendalian gulma sudah mulai dapat dikurangi pada usia tanaman 5 bulan karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma. Setelah tanaman berumur 5 bulan (tinggi sekitar 1-1.5 m), pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida. Penggunaan herbisida pada saat tanaman mencapai ketinggian 1-1.5 meter bertujuan agar daun tanaman pokok tidak terganggu oleh herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan sekali.

  • Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (berusia 9 bulan), 1 anakan/daughter (berusia 7 bulan), dan 1 anakan muda/grand daughter (berusia 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Tujuan dari penjarangan tanaman adalah menjaga kestabilan jarak tanam, dan menjaga kontinuitas produksi melalui pemilihan umur anakan dalam satu rumpun. Anakan berumur 6 bulan dapat digunakan sebagai bahan tanaman untuk inisiasi kebun baru dan ditanam di antara baris tanaman pada penanaman tahap pertama. Pembongkaran dilakukan pada tahun ke-5. Rumpun pisang hasil penanaman tahap pertama dibongkar pertama kali dilanjutkan pembongkaran kedua pada 6 bulan berikutnya pada sisa rumpun yang ada.

  • Pemotongan bunga jantan dilakukan setelah 2 sisir terakhir muncul kira-kira 30 hari setelah anthesis. Kemudian buah dibungkus dengan kantong plastik (polyethylene) Dursband 1E yang mengandung insektisida pada umur 50 hari setelah anthesis. Pohon yang sedang berbuah ditopang dengan bambu atau mengikatkan pangkal tandan pisang pada kabel yang terbentang diantara barisan tanaman pisang agar batang tidak roboh sebelum buah dipanen.

  • Pemberian air dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Cara pemberian air dapat dengan sistem leb atau mengalirkan air melalui saluran irigasi. Perkebunan-perkebunan pisang di luar negeri seperti Filipina, Brasil dan Panama menerapkan tiga cara irigasi buatan untuk mengairi tanaman pisang, yaitu irigasi curah di atas kanopi (over head system), irigasi curah di bawah kanopi (under tree system), dan irigasi tetes (drip irrigation system).

  • Pemeliharaan sanitasi kebun dilakukan tiap 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering, penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen. Pemeliharaan sanitasi kebun bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun yang sehat dan baik bagi pertumbuhan tanaman pisang.

Hama dan Penyakit:

  • Hama:

    • Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax) menyebar di Asia Tengara. Gejala: larva instar awal membuat irisan miring pada tepi daun dan menggulung ke atas bagian yang terpotong sebagian dan lambat laun gulungan makin lebar. Pada serangan berat hanya tersisa tulang daun dan gulungan daun. Curah hujan yang tinggi menekan populsi instar awal. Pada daerah yang terlindung dari angin populasi hama tinggi.

    • Penggerek Buah Pisang (Nacoleia octasema) menyebar di Asia Tenggara. Gejala: seperti kudis buah bercak kecoklatan sebagian membusuk.

    • Penggerek Batang Pisang (Cosmopolies sordidus) menyebar di daerah tropika. Gejala: larva instar awal membuat beberapa gerekan memanjang pada jaaringan bagian luar hinga menembus seludang daun bagian dalam di dekatnya. Hama ini menggerek pangkal batang dan rhizoma. Serangan di daerah pegunungan lebih tinggi dari dataran rendah. Populasi hama banyak terdapat pada tanaman yang terlalu tua serta pada tungul dan rhizoma yang tersisa. Pengendalian: sanitasi kebun dan pemanenan secara periodik.

    • Odoiporus longicallis merupakan hama sekunder. Larva menggerek ke dalam tengah batang hinga seludang daun.

  • Penyakit:

    • Penyakit Layu Fusarium (Penyakit Panama) disebabkan oleh Fusarium oxysporium. Penyakit ini merupakan penyakit yang merugikan setelah layu bakteri dan menyebar luas diseluruh dunia.

      • Gejala:

        • Tepi daun bawah kuning tua lalu menjadi coklat dan mengering

        • Pangkal tangkai daun patah

        • Kadangkala batang palsu bagian luar belah dari pangkal

        • Pada belahan membujur pangkal batang palsu tedapat garis-garis coklat kehitaman ke berbagai arah (pada pangkal batang) batang batang palsu hingga tangkai daun terjadi perubahan warna berkas pembuluh

      • Pengendalian: Pencegahan

    • Bercak daun cercospora (penyakit sigatoka) disebabkan oleh Mycosphaerella musicola. Penyakit ini kadang kala merugikan dapat menurunkan kuantitas dan kualitas buah namun kurang mendapat perhatian di Indonesia.

      • Gejala:

        • Bercak kecil memanjang kuning pucat atau hijau kecoklatan sejajar tulang daun

        • Bercak membesar menjadi coklat tua hingga hitam ellips (0.5 cm x 1.5 cm)

        • Pada daun tua pusat bercak mengering kelabu dengan tepinya coklat tua dengan halo kuning

        • Pada pusat bercak ada titik hitam

    • Bercak daun cordana disebabkan oleh Cordana musae. Penyakit ini terdapat di tiap negara penanam pisang namun dianggap kurang penting.

      • Gejala:

        • Bercak ellips kecil kemudian membesar coklat pucat konsentris dengan halo kuning

        • Sering bercampur dengan bercak cercospora

        • Bercak dapat merupakan hawar

    • Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh Banana Bunchy Top Virus (BBTV). Penyebaran penyakit di Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik, Australia, dan beberapa negara Afrika.

      • Gejala:

        • Awal: garis-garis pendek terputus-putus diselingi titi-titik terdapat di antara dan sejajar tulang-tulang daun sekunder

        • Lanjut: daun-daun yang muncul berikutnya (daun-daun muda) tumbuh lebih tegak lebih pendek lebih sempit tangkai daun lebih pendek. Sepanjang tepi daun terjdai klorosi dan kering daun menjadi rapuh. Infeksi pda tanaman muda menyebabkan tanaman tidak berproduksi

      • Pengendalian:

        • penerapan karantina tumbuhan

        • penggunaan bibit bebas virus

        • roguing

        • penggunaan insektisida

    • Pseudomonas solanacearum atau penyakit layu bakteri pisang.(penyakit moko). Serangan terjadi terutama saat pisang menjelang berbunga. Tanaman tiba-tiba layu tanpa didahului menguningnya daun. Pada bonggol pisan terdapat lendir.

    • Xanthomonas celebens (penyakit darah). Bakteri menyerang pembuluhbatang pisang melalui akar. Pembuluh yang terserang akan mengeluarkan cairan seperti darah apabila dipotong.

Pengendalian Kuantitas dan Kualitas Produk:

  • Kegiatan pengendalian kuantitas dan kualitas produk bertujuan untuk menjaga buah agar memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan terutama untuk tujuan ekspor. Rusaknya buah (turunnya kualitas buah) dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain tandan buah menyentuh tanah karena pohon roboh, gesekan daun/gesekan mekanis lainnya terhadapbuah, serangan hama dan penyakit terhadap buah serta adanya getah yang menempel pada buah.

  • Pengendalian ini dimulai sejak kuntum bunga muncul dari batang semu hingga buah siap panen. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

    • Penyuntikan kuntum bunga pada saat bunga (jantung) pisang muncul 2/3 dari pucuk batang semu dengan insektisida sistemik untuk mencegah serangan aphid yang dilakukan pada 10 cm dari ujung bunga

    • Pembuangan sisa bunga betina yang menempel pada buah setelah selesai pembungaan pada umur 30 hari setelah anthesis

    • Pembuangan daun terakhir dan daun tua yang menempel pada buah

    • Penyisaan daun pada saat fase perkembangan buah tidak kurang dari 4 helai

    • Pemasangan penyanggah pada tanaman yang sedang berbuah

    • Pembungkusan buah dengan plastik polyethylene yang mengandung insektisida pada saat tandan sudah terbentuk sempurna (50 hari setelah anthesis), jantung yang masih kuncup dan dua sisir buah terbawah dibuang. Setelah dibungkus, tandan diberi tanda untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam.

Penentuan Waktu dan Cara Panen:

  • Penentuan waktu panen yang tepat akan menghasilkan kualitas buah pisang yang baik. Panen buah dilakukan saat tingkat perkembangan fisiologi buah maksimum. Pada saat perkembangan buah maksimum, kandungan pati mencapai tingkat tertinggi sehingga dalam proses pematangan dapat diubah menjadi gula yang cukup tinggi. Secara visual, buah pisang yang siap panen menunjukkan tanda-tanda seperti bentuk buah tampak bulat berisi dan sudut penampangnya rata serta tangkai bekas putik telah gugur.

  • Cara pemanenan, yaitu batang pisang dipotong kira-kira setengah diameter batang pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah. Tandan buah ditahan agar tidak terjatuh ke tanah lalu dipotong.

  • Kriteria kematangan pisang:

Tingkat Kematangan

Warna Kulit Buah

Persen Pati

Persen Gula

Keterangan

1

Hijau

20

0.5

Keras

2

Hijau Mulai Kuning

18

2.5

-

3

Hijau lebih banyak dari Kuning

16

4.5

-

4

Kuning lebih banyak dari Hijau

13

7.5

-

5

Kuning lebih banyak namun ujung buah masih hijau

7

13.5

-

6

Seluruhnya kuning

2.5

18.0

Mudah dikupas

7

Kuning sedikit bintik coklat

1.5

19.0

Masak penuh aroma

8

Kuning dengan banyak bintik coklat

1.0

19.0

Lewat masak, daging buah gelap, aroma tinggi sekali

Penanganan Pasca Panen:

  • Pemotongan sisir pisang dari tandannya

  • Pencucian sisir dari kotoran dan getah serta dilakukan seleksi buah

  • Pencucian sisir pisang yang sudah terseleksi dalam air bersih mengalir

  • Penyusunan sisir pada rak terbuka lalu dikeringanginkan dengan mengalirkan udara kering pada sisir-sisir pisang tersebut

  • Pengemasan sisir pisang pada kotak karton per 15 kg (3-5 sisir ukuran besar atau 6-9 sisir ukuran kecil)

  • Penyemprotan fungisida Al2(SO4)3 (120 ml/15 kg pisang)

  • Pengepakan pada kontainer

Nenas (Pineapple (Ingg.), Ananas cosmosus (L.). Merr. (Latin))



Asal:

  • Tanaman nenas berasal dari daratan Amerika Selatan, di kawasan lembah Sungai Parana, Paraguay. Di daerah tersebut masih terdapat jenis liarnya seperti A. bracteatus, A. Ananassoides dan A. Erectifolius. Jenis liar tanaman nenas tersebut berbiji dan tidak enak dimakan.

Deskripsi:

  • Famili Bromeliaceae. Tanaman nenas berupa herba tahunan, tinggi antara 90-100 cm, sebaran daun seluas 130-150 cm. Pada pangkal batang di bawah tanah tumbuh tunas-tunas samping hingga membentuk rumpun, dan dapat berlangsung terus walaupun sudah berbuah. Bila kondisi ini terus berlangsung, tanaman tersebut dapat hidup hingga 50 tahun. Untuk tujuan komersial, panen hanya dilakukan pada buah pertama, sedangkan anakannya hanya digunakan untuk bibit. Sesudah panen buah pertama, tanaman kemudian dibongkar dan ditanami kembali.

  • Panjang batang nenas 20-25 cm , dengan diameter bagian bawah lebih kecil (2-3,5 cm) dari diameter bagian atas (5,5-6,5) dan ruas batang pendek. Batang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan sebelum diangkut ke buah. Selain itu batang berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah, sehingga secata visual batang tersebuttidak nampak karena tertutup oleh dan di sekelilingnya.

  • Daun nenas berurat sejajar dari pangkal sampai ujung dan berserabut, tebal, panjangnya antara 38-80 cm dan pada pinggirnya tumbuh duri tajam ke arah ujung daun. Ada pula jenis nenas yang tidak berduri.Daun nenas banyak dan tumbuh menggeerombol pada batang, filotaksis 5/13.

  • Bunga nenas bersifat inflorescens, tumbuh dari titik tumbuh batang (pusat kanopi) tanaman. Bunga tersebutmuncul sekitar 450 hari sesudah tanam, namun beberapa jenis dapat berbunga lebih awal, tergantung dari kultivae, iklim dan asal bahan tanam yang digunakan. Kumpulan kuntum bunga dengan adanya proses penyerbukan akan menghasilkan buah majemuk dari 100-200 anak buah. Buah-buah kecil tersebut akan bergabung menjadi satu dan dihubungkan dengan batang tengah yang disebut hati, sehingga penampakannya seolah-olah hanya satu buah berbentuk bulat dengan bagian ujungnya seperti kerucut. Tanaman nenas mempunyai tepung sari ataupun indung embrio fertile, namun inkompatibel sendiri, dan kebanyakan kultivar adalah adalah kompatibel silang dan menghasilkan biji partenokarpi bila disilangkan. Jumlah biji bila disilangkan dapat mencapai 2000-3000 butir per buah.

  • Biji nenas berukuran kecil, panjang 3-4 mm, lebar 1-2 mm, berwarna coklat, kasar dan liat. Biji dapat digunakan untuk bahan perbanyakan secara generatif namun terbatas pada skala penelitian. Semua tunas yang tumbuh dari dalam tanah atau tunas anakan (ratone), yang tumbuh pada batang (sucker) dan tunas yang tumbuh di atas buah atau mahkota dapat digunakan sebagai bibit.

Jenis:

  • Cayenne
    Jenis yang paling banyak ditanam di dataran tinggi, ditujukan untuk pengalengan. Jenis ini heterozigot. Contoh kultivarnya adalah Smooth Cayenne dan Cayenne Lisse. Jenis Smooth Cayenne daunnya tidak berduri, panjang batang 20-50 cm, jumlah daun antara 60-80, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau abu-abu keperakan, tangkai buah 7,5-15 cm, rata-rata berat buah 2,5 kg. Bagian pangkal buah membesar, biasanya tidak berbiji. Warna buah matang hijau sampai hijau kekuningan, rasanya agak masam.

  • Queen
    Merupakan jenis lama, pada umumnya ditanam di dataran rendah. Jenis ini banyak ditanam di Australia dan Afrika Selatan. Buahnya lebih kecil daripada Cayenne. Ukuran buah 0,9-1,3 kg. Daunnya berduri tajam. Warna buah tua kuning sampai kemerahan, pada umumnya rasanya manis.

  • Singapore Spanish
    Banyak ditanam di semenanjung Malaya untuk dikalengkan. Daun berjumlah sekitar 50 helai dengan bobot buah 1,6-2,3 kg.

  • Abezona
    Merupakan jenis triploid, banyak ditanam di Puerto Rico untuk konsumsi ekspor.

Syarat Tumbuh:

  • Tidak tahan terhadap temperatur dingin. Jenis Cayenne tumbuh dari ketinggian 100-1000 m di atas permukaan laut. Pada tempat yang lebih tinggi buahnya berukuran lebih kecil dengan kandungan asam lebih tinggi. Tanaman ini tahan kekeringan karena memiliki jaringan penyimpan air di daunnya. Dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan 500-2000 mm/tahun, namun produksi optimal pada daerah dengan curah hujan 1000-1500 mm/tahun. Segala jenis tanah cocok untuk tumbuhnya nenas, asal drainase baik, karena tidak tahan terhadap genangan air, pH tanah antara 5-6,5.

Penanaman:

  • Tanaman nenas diperbanyak dengan menggunakan bibit vegetatif, seperti tunas anakan yang tumbuh pada bagian batang di bawah tanah, runas samping yang tumbuh pada batang, tunas mahkota diatasbuah dan tunas-tunas yang tumbh di tangkai buah (slip). Bibit mana yang paling cocok tergantung keinginan dan tujuan penanaman. Bila jumlah bibit yang diperlukan sedikit biasanya dipakai tunas anakan.

  • Bibit asal tunas samping akan berbuah setelah berumur 15-18 bulan, bibit asal tangkai buah 19-20 bulan, sedangkan bibit asal mahkota 22-24 bulan. Dari semua macam bibit, bibit asal tunas anakan yang paling cepat berbuah yaitu kurang dari 12 bulan.

  • Populasi tanaman berkisar antara 4000-5000 tanaman per ha. Biasanya bibit ditanam dalam bedengan. Jarak tanam 75-90 cm, 2 baris tiap bedengan.

  • Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk tunggal ZA 112 kg + SP-36 60 kg + KCl 50 kg per ha. Pupuk susulan dapat diulang tiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama. Alternatif lainnya adalah ZA 181 kg atau urea 62,5 kg + SP-36 75 kg + KCl 44 kg per hektar yang diberikan 3 bulan setelah tanam. Dapat juga dipakai pupuk majemuk NPK tablet 17-8-12 dengan berat 4 gram/tablet dan dosis anjuran 1 tablet per tanaman.

  • Pembungaan nenas dapat dipercepat dengan pemberian bahan kimia atau dengan pengasapan. Hormon aserilin dapat merangsang pembungaan nenas. Caranya adalah dengan membubuhkan 1 g kalsium karbid pada titik tumbuh ujung tanaman atau di sela-sela daun. Hormon NAA dengan konsentrasi 10-100 ppm juga dapat memepercepat pembungaan nenas. Hormon ini dapat memepercepat pembungaan sekaligus pematangan buah nenas.

Hama dan Penyakit:

  • Mealy bug wilt (layu kutu tepung) merupakan penyakit pada nenas yang paling luas penyebarannya dan merupakan salah satu penyakit yang paling merusak terutama pada Smooth Cayenne. Akar berhenti tumbuh dan mulai membusuk sehingga tanaman menjadi layu. Gejala ini bermla dari ujung daun dan warna kuning kemerahan mulai muncul. Pengendalian kutu teping ini dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan semut-semut dari sekitar lahan tanam. Insektisida, seperti parathion, juga dapat digunakan. Penyebab penyakit ini diduga adalah sejenis virus, namun hal ini belum dapat dibuktikan.

  • Bercak kuning disebabkan oleh virus yang dibawa oleh thrips dari tanaman inang seperti Emilia sonchifolia (sejenis gulma). Cara pengendaliannya adalah dengan memusnahkan gulma inangnya.

  • Beberapa jenis nematoda sngat berbahaya bagi tanaman nenas. Mereka menyerang akar dan menyebabkan rootknots (Meloidogyne) dan luka pada akar (Pratylenchus) atau masuk ke dalam akar (Rotylenchus). Nematoda ini dapat dicegah pertumbuhannya dengan fumigasi D-D (300 l/ha) 2 minggu sebelum penanaman, yang sangat beracun bagi tanaman. EDB (ethylene dibromide) 100 kg/ha lebih tidak berbahaya bagi tanaman. Fumigasi dapat menaikkan hasil 3-32 % tergantung dari banyaknya nematoda saat itu. Fumigasi disarankan untuk dilakukan hanya bila keadaan sangat terpaksa karena biaya aplikasi dan toksisitasnya yang tinggi.

  • Hama pada nenas antara lain adalah lalat buah, ngengat Castnia licus dan kupu-kupu Thecla basilides.

  • Thielaviopsis paradoxa menyebabkan tanaman busuk demikian juga pada buah setelah panen. Untuk mencegahnya batang dibenamkan pada asam benzoat, Shirlan atau imazalil.

  • Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Phytopthora cinnamoni yang sering menyerang pada tanaman yang dibudidayakan di daerah dingin, sedangkan P. parasitica menyerang tanaman di daerah panas.

Mangga (Mango (Ingg.), Mangifera indica L. (Latin))


Deskripsi

  • Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu harian 26 o - 28 o C. Apabila suhu udara di atas 42 o C akan merusak tanaman. Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun. Pembungaan pada tanaman mangga memerlukan musim kemarau yang jelas, bulan kering 4- 6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per bulan lebih dari 100 mm), musim hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C, D, dan E menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson.

  • Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya menghasilkan 40 kg/pohon. Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara lain mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5 kg/pohon dan mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon.

  • Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember. Musim panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali. Pada bulan November terjadi panen raya mangga. Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya. Hal ini disebabkan preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang lain. Harga mangga akan menaik lagi menjelang panen bersamaan menaiknya preferensi konsumen. Pembungaan di luar musim menjadi kurang ekonomis bila belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai kontinyu.

  • Untuk menghasilkan buah mangga yang berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik serta pelaksanaan penanganan pasca panen dan pemasarannya dilakukan hal-hal sebagi berikut :

Budidaya

  • Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat dengan tinggi sekitar 50 cm (berusia 6-8 bulan). Bibit ditanam pada lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 5 m x 5 m. Setelah tanaman mencapai tinggi 1 m batang utama dipangkas dengan menyisakan tanaman setinggi 80 cm dari permukaan tanah. Tunas yang muncul dipelihara 3-4 buah yang baik (sudut 90 – 120 o) untuk menghasilkan cabang primer. Pemangkasan kedua dilakukan 3-6 bulan setelah pemangkasan pertama/tinggi tunas mencapai 1 m seperti pemangkasan kedua untuk menghasilkan cabang sekunder. Begitu selanjutnya hingga pemangkasan ketiga untuk menghasilkan cabang tersier sehingga diperoleh pola percabangan 1-3-9-27. Produksi buah mangga dimulai dari percabangan tersier.

  • Pembungaan di luar musim bisa dilakukan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh seperti KNO3, CEPA, dan Paklobutrazol. Namun seringkali pembungaan di luar musim ini menghasilkan buah dengan mutu rendah.

  • Buah yang terbentuk, setelah berumur 30 – 40 hari dibungkus dengan kertas setelah sebelumnya disemprot dengan pestisida.

  • Tanaman yang ukuran tajuknya melebar luas dan tinggi dipangkas berat hingga ukuran tajuk 1,75 m dengan tinggi 3 m. Ukuran tajuk pohon sangat penting karena akan mempengaruhi kemudahan pemeliharaan serta pemanenan buah. Tanaman yang tua juga dipangkas berat sehingga tinggal tersisa tunggulnya saja setinggi 1-1,5 m. Pemangkasan seperti ini bertujuan untuk meremajakan pohon sehingga tidak perlu dilakukan pembongkaran tanaman.

Pemanenan

  • Pemanenan buah mangga dilakukan ketika telah memenuhi ciri-ciri buah mangga yang matang, yaitu :

    • Adanya lapisan lilin buah

    • Bentuk buah sudah padat penuh terutama pada bagian ujung

    • Bila buah diketuk menghasilkan nada tingi

    • Buah akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam air

    • Tangkai buah kering

  • Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 – 09.00 atau pada sore hari jam 16.00 karena produksi getah rendah.

Pencucian

  • Buah mangga yang telah dipanen dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel terutama sisa-sisa getah yang menenempel di kulit buah. Pemakaian pestisida (benomyl) pada saat pencucian dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pasca panen. Pencucian dilakukan dengan cara ‘hot water dip”, yaitu pertama buah di cuci dengan air dingin lalu direndam dalam air panas.

Sortasi dan Grading

  • Sortasi dan grading dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau sangat kecil).

  • Sortasi dan grading sangat penting untuk dilakukan agar buah yang dipasarkan terjaga mutunya. Buah yang rusak akan mempercepat kerusakan buah yang lainnya dalam kemasan. Buah yang tidak lolos sortasi karena kulit buah yang tidak mulus atau buah yang salah bentuk masih dapat dijual ke pasar-pasar tradisional ataupun di jual dalam bentuk kupasan (slice).

  • Kriteria Spesifikasi Grading Buah Mangga di Indonesia Menurut Jenis/Ukuran

Varietas

Besar

(g)

Sedang

(g)

Kecil

(g)

Sangat Kecil (g)

Arumanis

> 400

350 – 400

300 – 349

250 – 299

Golek

> 500

450 – 500

400 – 449

350 – 399

Gedong

> 250

200 – 250

150 – 149

100 – 149

Manalagi

> 400

350 – 400

300 – 349

250 – 299

  • Untuk keperluan ekspor terdapat klasifikasi grading tersendiri untuk buah mangga. Buah mangga dibagi menjadi tiga kelas (super, A dan B).

Klasifikasi

Ukuran

Kelas Super

> 500 g

Kelas A

400 – 500 g

Kelas B

300 – 400 g

Pengemasan

  • Buah mangga tahan selama 7 hari setelah masak. Pengemasan yang baik sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan/susut buah pasca panen terutama saat transportasi/distribusi. Pengemasan dilakukan untuk mencegah benturan, menahan goncangan, mengurangi gesekan, melakukan penumpukan dan mengatur suhu. Kemasan keranjang bambu dapat memuat buah hingga 25 kg, kemasan peti kayu mampu memuat sebanyak 30 kg buah.

Penyimpanan dan Pemeraman

  • Mangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah yang memiliki pola respirasi yang di awali peningkatan secara lambat, kemudian meningkat pesat dan menurun setelah mencapai puncak. Buah klimakterik dipanen pada saat matang namun belum masak. Pemeraman dilakukan untuk memasakkan buah. Hasil pemeraman kurang baik apabila buah dipetik belum waktunya (belum masak). Penyimpanan buah mangga dibutuhkan penanganan ekstra karena produksi etilen buah yang cukup tinggi sehingga dapat mempercepat kemasakan buah yang tidak diinginkan.

Pengolahan

  • Buah mangga tidak melulu hanya dikonsumsi sebagai buah segar, namun juga dapat dijadikam makanan olahan seperti asinan, kari, pure, selai, sari buah, minuman ringan, tepung, keripik dan manisan.

Senin, 14 Desember 2009

Lengkeng (Longan (Ingg.), Euphoria longana (latin))



Asal:
Berasal dari Sri lanka, India, Birma dan Cina. Jenis-jenis kelenkeng liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur degan nama buku, ihaw, medaru, kakus atau mata kucing. Tanaman ini mirip dengan leci yang tumbuh di dataran tinggi. Di Indonesia, kelengkeng terdapat di Temanggung, Magelang, sedangakn leci di terdapat di Bali.

Deskripsi:
Famili Sapindaceae. Tinggi tanaman dapat mencapai 40 m. Lebih cocok ditanam di dataran rendah (300-900 m dpl), tipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari 4 bulan. Suhu malam dingin selama musim kemarau (15 o - 20 o C) mendorong tanaman berbunga. Ada tanaman yang berbunga sempurna maupun hanya berbunga betina atau jantan saja. Tanaman kelengkeng berbunga setahun sekali, biasanya pada bulan Agustus-Oktober dan buah dapat dipanen 4 bulan setelah bunga mekar. Buah kelengkeng berbentuk bulat besar, kulit hijau kasar ketika masih muda dan kuning kecoklatan setelah tua serta tidak berbulu. Daging buah bening berair, dengan rasa manis dan aroma yang khas.

Varietas Kelengkeng: Lumut, Batu, Kopyor

Budidaya:
Bibit sebaiiknya berasal perbanyakan vegetatif (cangkok dan okulasi). Tanaman dari biji baru mulai berbuah lebih dari umur 7 tahun
Jarak tanam agak lebar (8 x 8 m) karena ukuran tajuknya yang lebar
Pemeliharaan yang penting adalah pemangkasan cabang negatif agar sinar matahari dapat masuk merata ke tajuk tanaman.

Hama dan Penyakit:
Hama yang biasanya menyerang adalah serangga pengisap buah. Sedngakan penyakit yang sering menyerang di musim penghujan adalah Mildew (seperti yang menyerang buah rambutan).

Panen:
Tanaman mulai berbunga pada umur 5-6 tahun (Juli-Oktober). Buah matang 5 bulan setelah bunga mekar.
Ciri-ciri buah matang adalah warna kulit buah coklat gelap, licin dan mengeluarkan aroma.
Produksi buah rata-rata 300-600 kg per pohon.

Minggu, 13 Desember 2009

Anggur (Vitis vinifera : Latin)



SEJARAH SINGKAT
Anggur merupakan tanaman buah berupa perrdu yang merambat. Anggur berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria. Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia. Penyebaran ini juga menjadikan Anggur punya beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, orang China menyebut Putao dan di Indonesia disebut anggur.

JENIS TANAMAN
Anggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.
Tanaman anggur jenis Vitis vinifera mempunyai ciri:
  • Kulit tipis, rasa manis dan segar.
  • Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 300 m dari permukaan laut
  • Beriklim kering.
  • Termasuk jenis ini adalah Gros Colman, Probolinggo Biru dan Putih, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion.
Tanaman anggur jenis Vitis labrusca mempunya ciri:
  • Kulit tebal, rasa masam dan kurang segar.
  • Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 900 m dpl.
  • Termasuk jenis ini adalah Brilliant, Delaware, Carman, Beacon dan Isabella.
MANFAAT TANAMAN
Anggur dimanfaatkan sebagai buah segar maupun untuk diolah sebagai jadi produk lain seperti minuman fermentasi hasil perasan anggur yang mengandung alkohol biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli.

SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali dan Kupang (NTT).

SYARAT TUMBUH
Iklim
  • Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.
  • Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur.
  • Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit.
  • Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya.
  • Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.

Media Tanam
  • Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan.
  • Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).

Ketinggian Tempat
Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m dpl.
Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dpl.

BUDIDAYA
Pembibitan
Bibit dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan).
Penyemaian bibit di tempat teduh dan lembab selama sekitar 2 bulan.

Pemindahan Bibit
Sekitar 2 bulan tersebut bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke lapangan dengan memilih yang segar dan sehat kondisinya. Penanaman dilakukan di awal musim kemarau/saat panas tertinggi.

Pengolahan Media Tanam
Persiapan yang perlu dilakukan adalah:
  • Menentukan lokasi penanaman.
  • Menentukan luas areal tanam.
  • Mengatur jarak tanam.
  • Membuat lubang tanam.
  • Menentukan dosis pupuk kandang yang diperlukan.
Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari.
Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang dibiarkan terkena sinar matahari selama 2-4 minggu.

Pengapuran
Pengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam.

Pemupukan
Setelah 2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan 2:1:1.

Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Tanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak tanam penting diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m, 4 x 4 m, 3 x 5 m, 3 x 4 m, 4 x 5 m, 4 x 5 m, 3 x 5 m dan 4 x 6 m

Jarak tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas :
  • 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon
  • 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833 pohon
  • 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666 pohon
  • 4 x 4 m untuk 1 Ha = 625 pohon
  • 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500 pohon
  • 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416 pohon

Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.

Cara Penanaman
Penanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli.
Setiap tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para.

Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dan Penjarangan
  • Penyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/mati.
  • Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian kontinyu.
  • Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat justru merusak perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan buah, buah yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang; (2) tidak sempurna bentuknya; (3) buah yang ada di sebelah dalam; (4) buah yang terbentuk tanpa adanya persarian.
  • Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu bulan setelah pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan dilakukan bila dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak. Bahan yang umum dipakai bungkus adal kertas semen dan kertas koran.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar tanaman anggur.

Perempalan
  • Perempalan bentuk pada anggur dilakukan mulai tanam sampai umur 1 tahun, bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan cara membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok.
  • Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur berumur 1 tahun.
  • Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila tidak harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, dengan meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga tanaman jadi gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempalan: Tahap I : Maret-April, 90-110 hari, Tahap II : Juli-Agustus, 90-110 hari
Pemupukan
Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun). Cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling tanaman diameter 10-20 cm sedalam 5 cm.
  • Umur 0-3 bulan, 10 gram urea, interval 10 hari
  • Umur 3-6 bulan, 15 gram urea, interval 15 hari
  • Umur 6-12 bulan, 50 gram urea
Pemupukan tanaman dewasa (1-seterusnya). Cara pemberian dengan pembuatan larikan sekitar tanaman dengan diameter 1,5 m.
  • Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang
  • Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gram TSP/100 gram ZK
  • Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gram urea
  • Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis dinaikkan jadi 10 kaleng.
  • Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gram, TSP 300 gram, ZK 450 gram.
Pengairan dan Penyiraman
  • Anggur tidak tahan pada air yang tergenang.
  • Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai pemangkasan.
  • Menjelang pemangkasan, 3-4 minggu sebelumnya pemberian air harus dihentikan.
  • Setelah masa pemangkasan, 2-3 hari sebelumnya diberi air kembali sampai ujung ranting mengeluarkan air.
  • Pemberian dilakukan sampai buahnya hampir masak, setelah mulai tua pemberian air dihentikan supaya buah tidak pecah dan busuk.

Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G/Temik 1 OG.

Pengaturan Bunga
Setelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi.

HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Phylloxera vitifolia
Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua berakibat anggur jadi kering dan mati. Yang diserang adalah daun dan akar tanaman secara langsung. Gejala umum pada daun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil. Hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam jaringan akar.

Kumbang Apogonia destructor
Bentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu.

Wereng daun
Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi kuning coklat dan gugur.

Kutu putih
Dapat menyebabkan pucuk/tunas menjadi kerdil.

Ulat daun
Menyerang daun untuk dijadikan makanannya.

Rayap
Serangan yang paling parah bila menggerogoti akar tanaman yang masih muda sehingga membuat jadi layu dan akhirnya mati.

Burung, kalong, bajing dan musang.

Cara untuk memberantas hama anggur dilakukan dengan menyemprotkan insektisida pada bagian yang terkena serangan. Penyemprotan dilakukan secara rutin dan dihentikan menjelang masa petik. Khusus hama Phyloxera vitifolia dilakukan dengan menyiramkan insektisida di sekeliling tanaman. Penyiraman bisa dilakukan sebelum tanam, setelah tanam/setelah panen. Sedangkan untuk menanggulangi hama dari hewan besar dapat memakai jebakan.

Penyakit
Downy Mildew (jamur)
Gejalanya daun nampak kuning bagian bawah terlihat ada tepung warna putihkuning.
Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi.

Powdery Mildew
Pada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Menyerang pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi kerdil dan rusak.
Penyakit busuk hitam
Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur.
Phakospora vitis
Daun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya).

Peronospora
Bila udara terlalu lembab jamur ini menyerang daun anggur dan dapat dikenali karena spora berwarna kuning di bawah daun.

Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dengan waktu a sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12 hari sesudah penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk hitam

PANEN
Ciri dan Umur Panen
Umur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105–110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak.

Cara Panen
Cara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah.

Periode Panen
Tanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen.
Prakiraan Produksi
Dari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur.

PASCAPANEN
Pengumpulan
Pengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah di bawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang.

Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan keseragaman besar buah.

Penyimpanan
Cara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk dianginanginkan dalam ruang yang sejuk.
Pengemasan dan Pengangkutan
Cara menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini kurang baik karena banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat ditekan saat pengangkutan.